Selasa, 02 Juli 2013

Makalah Perpustakaan

Perancangan Konsep Dan Kegiatan Administrasi Perkantoran di Perpustakaan

Oleh : ROFIURRUTAB

NIM :13040112130139 - Kelas C - Semester 2
Program Studi Ilmu Perpustakaan – Jurusan lmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Abstrak

Perpustakaan merupakan lembaga yang bergerak pada bidang informasi. Perpustakaan memerlukan pengolahan yang baik agar dapat bekerja dengan maksimal. Tentunya diperlukan konsep untuk memulainya. Administrasi perkantoran bisa diterapkan dalam perpustakaan. Karena pada dasarnya perpustakaan memiliki menejemen dan administrasi yang sama dengan perkantoran.

Kata kunci : Perpustakaan, menejemen, administrasi

A. Pendahuluan

Menejemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan mengenai sesuatu hal atau kegiatan.
Menurut W.H. Evans Administrasi perkantoran merupakan fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi.”
Adapun manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan mengenai sesuatu hal atau kegiatan.
Kini konsep dan kegiatan perkantoran juga bisa diterapkan untuk perpustakaan dimana sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan. Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan beraktivitas kantor yang baik untuk diterapkan di perpustakaan , agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan mengolah itu juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien.

B. Pembahasan

Tempat dan layout lingkungan perpustakaan
Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat. Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca.  Mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi.
Penataan ruangan dalam perpustakaan perlu diperhatikan. Ini dikarenakan penataan ruangan yang ideal akan mendatagkan rasa kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan dan tentunya memilih lebih lama di perpustakaan.
Selama ini ruang perpustakaan terkesan sebagai ruang yang serius dan kaku. Padahal perpustakaan dapat didesain dengan menarik dan terkesan santai. Perpustakaan dapat didesain seperti tata ruang sebuah kafe. Penuh pernik-pernik dan  warna yang kontras.
            Perpustakaan juga dapat menghadirkan taman dalam ruang baca. Kehadiran taman ini diharapkan akan semakin membuat pemustaka betah untuk melakukan aktivitas membaca, diskusi, belajar, dan mendengarkan musik di perpustakaan.
            Desain ruang yang menarik tak harus mahal. Semua jenis perpustakaan dari yang besar, menengah, bahkan yang tergolong pas-pasan dapat melakukan hal ini. Perpustakaan yang sederhana jika melakukan desain interior yang optimal akan mampu mengubah citra perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus dirindukan oleh penggemarnya.
Inilah denah tempat untuk sebuah perpustakaan dan desain pernik-perniknya.
Sistem Layanan
Menurut Neufert ada 2 sistem pola perpustakaan yaitu :
1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara ‘tumpukan terbuka’ dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat
2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia.

Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi memang harus dilakukan. Pada perpustakaan ini untuk layanan sirkulasi, saya menerapkan sistem pola terbuka. Yang dimaksud dengan sirkulasi adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan.  Pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola perpustakaan). Kelemahan dari layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan. Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi).
Untuk ruangan referensi pada perpustakaan ini saya menerapkan system pola tertutup. Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan, yang khusus melayankan koleksi referensi pada pemakai. Koleksi yang ada di layanan referensi tidak bisa dipinjam oleh pengguna hanya boleh dibaca ditempat dan apabila ingin mengcopy boleh di fotocopy di perpustakaan tersebut yang sudah disediakan.
Pada ruangan referensi ini disendirikan agar pengguna dapat membedakan antara ruangan sirkulasi dan referensi tentunya koleksi yang ada di referensi tidak boleh dibaca di area sirkulasi, ini dimaksudkan agar kolek tetap terjaga keamanannya. Perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock) koleksi perpustakan. Berikut ini desain untuk ruangan referensi.

Penempatan Rak Buku 
Untuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan (pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Saya meletakkan rak buku tidak menempel pada dinding. Ini dimkasudkan agar koleksi atau buku dapat mencakup lebih banyak di rak sihingga tidak memakan banyak rak. Tentunya model rak juga disesuaikan dengan tempat agar nyaman dalam pengambilan buku serta tmenyenangkan. Tidak hanya itu, sirkulasi udara pun perlu diperhatikan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan.  

Ruang Baca
Ruang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi, tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Di perpustakaan ini saya mendesain meja dan kursi yang bervarian bentuk untuk dipengunakan membaca. Ada yang melingkrar dimana ini cocok untuk berdiskusi. Ada yang persegi panjang biasa juga.

Sistem Pencahayaan
Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut.
Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan. 

Kegiatan perkantoran di perpustakaan

Administrasi Dokumen
Dokumen perusahaan adalah data, catatan dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh peru-sahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun tere-kam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.  
Berikut pengolahan doumen.
1.      Pemeriksaan atas dokumen yang rusak
2.     Inventarisasi Dokumen
3.      Penyimpanan dokumen
4.      Penyusutan dokumen
Berikut beberapa proses yang dilakukan dalam penyusutan arsip :
a.  Identifikasi
Identifikasi merupakan kegiatan pemilahan arsip berdasarkan isi informasi dan kondisi fisik. Isi informasi identifikasi arsip asli dilakukan berdasarkan prioritas pertama dan prioritas kedua, yaitu nilai guna penelitian dan historis permanen tanpa memperhatikan bentuk arsip.
Kondisi fisik dipisahkan berdasarkan media, arsip bebas dari jamur, arsip dalam kondisi buruk, rapuh atau rusak harus diperbaiki atau dibuat copy lebih dahulu, staple dan penjepit harus dibuang, dokumen yang terlipat harus diluruskan.
b.  Pembuatan Daftar Penyusutan Arsip
c.  Pembuatan Berita Acara
d.  Pelaksanaan Penyusutan

Komunikasi Perkantoran dalam Perpustakaan
1.      Peningkatan Kemampuan Mendengarkan
Setiap petugas perpustakaan harus belajar atau menyiapkan diri mampu mendengar ide dan masalah orang lain dengan baik dan tulus. Jadi, akan sangat baik jika semua pegawai perpustakaan memiliki kemampuan mendengarkan, sehingga diharapkan dapat menekan ketidakmampuan mendengarkan secara bijaksana.
2.      Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Pengguna Perpustakaan
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efesien bagi petugas perpustakaan sangatlah penting. Berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan melibatkan interaksi sosial yang komplek, baik verbal maupun non verbal. Misalnya kemampuan mengomunikasikan bagaimana menelusur informasi dengan menggunakan salah satu program computer, bisa menemukan lokasi buku yang ada di perpustakaan dengan cepat dan dapat menggunakan teknologi informasi yang baru. 
3.      Peningkatan Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal atau bahasa isyarat adalah pandangan mata, anggukan kepala, ekspresi wajah, gerakan tangan dan cara berpakaian. Hal tersebut dapat membuat komunikasi lebih baik dan pembicaraan akan terasa lebih akrab serta bermakana apabila berkomunikasi saling menatap muka. Namun pandangan mata dan senyum yang berlebihan akan mengundang anggapan yang mungkin kurang baik. Jadi perlu adanya keseimbangan.
4.      Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di Perpustakaan
Seorang pimpinan ataupun staff perpustakaan yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akan cenderung lebih berhasil dibanding mereka yang lemah dalam berkomunikasinya. Oleh karena itu, untuk pengembangan karir di perpustakaan baik sebagai pimpinan atau staf, maka harus dimulai dari kemampuan pengembangan berkomunikasi.

Kegiatan Utama Perpustakaan
1.      Pengadaan
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengembangan koleksi. Pembaca akan bosan jika koleksi perpustakaan tidak lengkap. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi : 
·                     Program lembaga induk perpustakaan
·                     Kelompok-kelompok pengguna yang ada dalam populasi yang dilayani
·                     Kebutuhan pengguna
·                     Jenis koleksi
·                     Kriteria bahan pustaka
·                     Jumlah eksemplar
·                     Bahasa bahan pustaka yang dilayani
Kegiatan pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
·         ~Pembelian
Pembelian dapat dilakukan pada toko buku lokal, langsung ke penerbit, agen buku, ataupun melalui pemesanan ke luar negeri. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, kita bisa juga melakukan pembelian lewat internet. Situs yang paling terkenal yaitu Amazon.com.
·        ~ Pertukaran
Tambahan bahan pustaka untuk suatu perpustakaan dapat diperoleh dengan cara pertukaran. Untuk melakukan kegiatan ini perpustakaan perlu memiliki terbitan sebagai bahan pertukaran. Terbitan tersebut dapat berupa hasil penerbitan perpustakaan sendiri, lembaga induknya, atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan, biasanya yang diterima sebagai hadiah, tetapi tidak dijadikan koleksi karena tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna setempat.
·        ~Hadiah
Bahan pustaka dapat diperoleh dari hadiah suatu instansi, perusahaan, ataupun dari perorangan. Dengan adanya hadiah ini, perpustakaan dapat menghemat biaya pengadaan. Namun bahan pustaka ini dapat diterima jika memenuhi persyaratan perpustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.
2.      Pengolahan Bahan Pustaka
Setelah buku diterima maka harus melalui proses pengolahan dahulu sebelum disajikan pada penggunanya. Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan di bagian pengolahan bahan pustaka adalah :
·                     Pemberian nomor induk pada buku baru 
·                     Pembuatan deskripsi bibliografi
·                     Pemberian tajuk subjek dan nomor klasifikasi
·                     Pengetikan lembar stensil/input dalam pangkalan data untuk pembuatan kartu katalog
·                     Penggandaan kartu katalog menggunakan mesin duplikator atau komputer
·                     Penjajaran kartu katalog menurut aturan yang sudah ditentukan
·                     Pemberian label
·                     Penempelan kantong buku dan slip tanggal kembali serta menyisipkan kartu buku
·                     Penjajaran buku ke rak
3.      Pelayanan Bahan Pustaka
· Pembuatan Kartu anggota
· Peminjaman buku
· Pengembalian buku
· Penagihan buku yang terlambat
· Layanan informasi
· Statistik

Mesin-mesin di Perpustakaan
1.      Computer













2.      Telepon









Reprografi
1.      Printer










2.      Fotocopy












3.      Risograf













4.      Scanning









5.      Percetakan











C. Penutup
Perpustakaan memiliki konsep yang sama dengn perkantoran. Perpusakaan juga mengandung konsep menejemen dan konsep administrasi perkantoran. Banyak hal yang perlu diperhatikan seperti tempat dan layout lingkungan perpustakaan. Penataan ruangan yang ideal akan mendatagkan rasa kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan dan tentunya memilih lebih lama di perpustakaan. Selain itu ada kegiatan perkantoran juga seperti administrasi dokumen agar dokumen dapat dikelolah dengan baik sesuai presedur yang diterapkan. Komunikasi perkantoran juga tak kalah penting karena disinilah hubungan antara pimpinan, staff, pustakawan maupun pemustaka saling terjalin. Tentunya tidak melupakan kegiatan utama perpustakaan yaitu pengadaan, pengolahan bahan pustaka dan pelayanan bahan pustaka. Di dalam perpustakaan tentunya memerlukan perangkat teknologi atau mesin yang mendukung kinerja seperti computer, telepon, dan reprografi.

Daftar Pustaka

Wikipedia. “Menejemen Administrasi Perkantoran”. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_administrasi_perkantoran. Diakses 27 Juni 2013.

Varditama. 2012. “Proses Pengolahan Dokumen”. http://kuliahilmuinformasidanperpustakaan.blogspot.com/2009/12/proses-pengolahan-dokumen.html. Diakses 27 Juni 2013.

Fiki, Yuandana. 2012. “Penyusutan Arsip”. http://yuandana-fiki.blogspot.com/2012/05/penyusutan-arsip.html. Diakses 27 Juni 2013.



Prabowo, Harry. 2013. “5 Printer Infus Epson”. http://www.bangharry.info/5-printer-infus-epson.html. Diakses 28 Juni 2013.



http://bungaajeng25.blogspot.com/. Diakses 28 Juni 2013.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar